Saturday, 13 September 2014

Resensi Film "Kingdom of Heaven"

Kelompok James Watt :
-Irwandy J.
-Gabriella G.
-Jennifer W.
-Jessica
-Jovian L.

Mengangkat film : KINGDOM OF HEAVEN


Sutradara : Ridley Scott
Produser : Ridley Scott
Penulis : William Monahan
Tanggal dirilis : 2 Mei 2005
Pemeran : Orlando Bloom, Eva Green, Liam Neeson, Edward Norton, Jeremy Irons, Marton Csokas
Musik : Harry Gregson-William
Sinematografi : John Mathieson
Penyunting :    Dody Dorn, Chisako Yokoyama (Director's Cut)
Distributor : 20th Century Fox
Durasi : 143 min.(bioskop), 194 min.(Director's Cut)
Negara :  Amerika Serikat, Inggris, Spanyol, Jerman
Anggaran :  $140 juta

Sinopsis :
Film Kingdom of Heaven yang disutradarai Ridley Scott dan dirilis tahun 2005, banyak yang mengatakan merupakan film tentang perebutan Jerusalem yang dianggap cukup objektif menggambarkan apa yang terjadi dibandingkan film-film yang telah dibuat sebelumnya. Walaupun untuk beberapa penggambaran cerita masih terjadi perdebatan terutama tentang detail.

Film ini menceritakan tentang perjalanan Godfrey penguasa Ibelin dari Jerusalem mencari anaknya di Perancis. Dia bertemu putranya yang bernama Balian yang bekerja sebagai pandai besi. Pada akhirnya Balian bersedia pergi ke Jerusalem dan menjadi baron di Jerusalem. Hidupnya berubah 180 derajat dari pandai besi menjadi kesatria Jerusalem.

Diceritakan dia adalah orang yang dipercayai Marshal of Jerusalem Tiberias dan Raja Baldwin IV, bahkan Sybilla juga mempercayai Balian. Tetapi dia bermusuhan dengan Guy de Lusignan, suami Sybilla.

Balian menghidupkan kembali Ibelin dengan membangun irigasi di Ibelin. Dia hampir mati saat terjadi peperangan di Kerak dengan pasukan muslim, saat dia mencoba menghadang pasukan muslim yang mencoba menyerang Kerak untuk menangkap Reyanld. Reynald telah melanggar perjanjian antara Shalahuddin dengan Baldwin IV dengan menyerang kafilah dagang muslim. Peperangan kecil itu tidak menjadi besar setelah Baldwin IV datang ke Kerak untuk menghentikan Shalahuddin dan berjanji untuk menghukum Reynald de Chatillon.

Kesehatan Baldwin IV terus memburuk karena terserang penyakit lepra, sampai akhirnya dia meninggal karena lepra di usia 24 tahun. Dia digantikan keponakannya Baldwin V yang masih berusia 9 tahun. Dikisahkan dalam film ini Baldwin V, yang masih berusia 9 tahun, ternyata juga menderita penyakit lepra. Sampai akhirnya dia dikisahkan dibunuh oleh ibunya sendiri, Sybilla, dengan maksud sang ibu tidak ingin melihat anaknya menderita seperti kakaknya Baldwin IV.

Dengan meninggalnya Baldwin V kekuasaan Kerajaan Jerusalem jatuh ke tangan Sybilla yang memandatkan kekuasaannya kepada suaminya Guy de Lusignan. Walaupun Sybilla dikisahkan tidak menyukai suaminya sendiri. Guy de Lusignan menjadi raja baru Jerusalem meneruskan kekuasaan anak angkatnya. Dia adalah seorang kesatria Templar yang fanatik dan arogan. Guy de Lusignan lalu membebaskan kawan setianya Reynald de Chatillon dari penjara dan segera setelah dibebasakan, Reynald berbuat onar dengan menyerang kafilah muslimin. Dia bahkan membunuh adik dari Sultan Shalahuddin.

Sultan Shalahuddin lalu mengirim utusan kepada Guy de Lusignan dengan tujuan agar Guy de Lusignan menyerahkan Reynald dan Jerusalem kepada pasukan muslimin. Guy de Lusingnan menolak, bahkan memenggal kepala utusan utama dari Sultan. Sultan mengirim utusan ini sebenarnya karena kedua belah pihak masih terikat perjanjian yang telah dibuat sebelumnya. Tetapi apa yang dilakukan Guy de Lusignan adalah sebuah deklarasi perang. Dia memilih memobilisasi pasukannya untuk menyerang pasukan muslimdaripada mempertahankan kota seperti yang diusulkan Balian. Dia membawa hampir semua kesatria yang Jerusalem miliki untuk menghadang Shalahuddin.

Dalam perang antara Guy de Lusignan dan Sultan Shalahuddin yang terjadi pada 4 Juli 1187 itu, Guy de Lusignan dan Reynald de Chatillon tertangkap dan pasukan salib kalah oleh pasukan muslimin. Perang ini sampai sekarang sering disebut sebagai Perang Hattin. Kekalahan sang Raja Jerusalem membuat kejatuhan Jerusalem seperti tinggal menunggu waktu.

Pasukan muslimin semakin merangsek maju menuju Jerusalem selangkah demi selangkah. Diceritakan dalam film bahwa penyerangan terjadi dimulai pada pagi hari buta dan berselang beberapa hari saja dari Perang Hattin. Tetapi pengepungan kota Jerusalem terjadi dimulai tanggal 20 September 1187 atau sekitar 78 hari setelah Perang Hattin. Dan Balian akhirnya menyerahkan Jerusalem kepada Sultan Shalahuddin pada tanggal 2 Oktober 1187. Dua belas hari pengepungan berakhir dengan damai setelah terjadi kesepakatan antara Balian dengan Sultan. Pada awalnya Balian khawatir bahwa pasukan muslimin akan membunuh semua yang ada di balik tembok Jerusalem seperti yang dilakukan pasukan tentara salib Perang Salib I terjadi. Tetapi ternyata Shalahuddin al-Ayyubi menjamin setiap orang Jerusalem yang ingin meninggalkan Jerusalem akan dikawal sampai tujuan dengan aman.


Kesimpulan :
Harus diingat, konflik agama dan keimanan sudah pasti memiliki banyak kendala. Scott memilih untuk berisiko: umat Nasrani memilih perang karena kepercayaan, moral, dan sebagian karena rakus. Umat Islam dalam film ini digambarkan sebagai kesatria yang maju perang untuk mempertahankan diri dan karena moral. Scott memindahkan kisah abad ke-12 dengan aroma abad ke-21 dengan sebuah tujuan penting: para tokoh sejarah di masa lalu seperti Sultan Saladin dan Raja Baldwin bahkan jauh lebih bijaksana dan bermoral daripada pemimpin di masa kini. Mereka mampu menjadi pemimpin yang rasional dan membuang fanatisisme.

Pertumbuhan kaum fanatik dari semua agama (Islam, Kristen, Yahudi) di abad ini menjadi sesuatu yang mengkhawatirkan karena fanatisisme tidak memberi ruang pada toleransi dan kehidupan damai. Scott mengirim misi itu dengan jelas melalui Kingdom of Heaven, sebuah "kerajaan" yang hingga kini masih terus penuh darah, dan tak kunjung menjadi "surga" di atas bumi karena pergolakannya. Terlepas dari segala kontroversi dan opini yang berkembang, film Kingdom of Heaven tidak mengadung SARA dan layak untuk ditonton oleh tidak hanya kaum muslim, namun oleh seluruh pencinta film yang menginginkan perspektif berbeda tentang Islam dalam film Hollywood.

Trailer :

No comments:

Post a Comment